ELECTANEWS.com, NTB - Doktor Zulkieflimansyah, biasa disapa Bang Zul. Lahir di Sumbawa Besar, 18 Mei 1972. Gelar Sarjana Ekonomi diperolehnya tahun 1995 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) tempat di mana ia mengajar di program S1, S2 dan S3 sampai sekarang. Postgraduate programme-nya ditamatkan di Strathclyde Business School, University of Strathclyde di United Kingdom (UK).
Pada tahun 1997 memperoleh gelar MSc in International marketing dari Department of Marketing. Tahun 1998 mengikuti program Master kembali dalam bidang Industrialization, Trade and Economic Policy di Department of Economics. Selanjutnya, ia menyelesaikan program doktoralnya di departemen yang sama pada tahun 2001 di bidang Ekonomi Industri dan Kebijakan Teknologi.
Sederet prestasi telah diukirnya sejak kanak-kanak. Berbagai perlombaan dan prestasi dimenangkannya di Sumbawa Besar, tempat di mana ia dibesarkan. Puncaknya ia terpilih mewakili Provinsi NTB pada kompetisi pertukaran pelajar antara Indonesia-Australia selama hampir setahun pada tahun 1989. Bang Zul bersekolah di Darwin High School di Darwin dan di Sadadeen Secondary Collegedi Alice Springs di Australia.
Pengalaman tinggal bersama keluarga Australia yang melakoni bisnis Outback Freight Business Service memungkinkan dirinya mengenal Australia sangat dalam sampai ke pedalaman dan berinteraksi dengan suku asli Aborigin yang mengesankan.
Ketika kuliah di UI berbagai aktivitas dan prestasi juga ditorehkan. Mahasiswa berprestasi UI di bidang penalaran diperolehnya di tahun 1994 serta menjadi pemenang pertama lomba menulis mahasiswa bidang ekonomi tingkat nasional. Bang Zul juga menjadi pemenang pada lomba menulis mahasiswa dalam Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Japan Airlines (JAL) baik di tingkat Universitas Indonesia maupun di tingkat nasional. JAL kemudian mensponsorinya untuk belajar di Sophia University Tokyo, Japan tentang Comparative Asian Industrial System.
Bang Zul tak hanya bergulat dengan buku di kampus. Tapi juga berinteraksi dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan sebagai aktivis kampus. Periode 1994-1995, Bang Zul dipercaya oleh Mahasiswa UI sebagai Ketua Senat Mahasiswa tingkat universitas yang kini menjelma menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
‘’Saya senang dan menikmati belajar,’’ katanya mengawali perbincangannya dengan Suara NTB, Senin (18/4). Selain degree programme yang ditempuhnya di Glasgow, Bang Zul juga menempuh pendidikan lanjutannya di Kennedy School of Government, Harvard University (US), Harvard Business School (HBS), Institute for New Technology, Maastricht (The Netherlands), Science and Policy Research Unit di University of Manchester (UK) serta di University of Dundee (Scotland). Bang Zul juga berpengalaman sebagai Senior Research Fellow, Kennedy School of Government, Harvard University, USA.
Setelah diamanahkan menjadi anggota DPR RI Periode 2004-2009 dan di periode 2009-2014 lalu, kini ia kembali dipercaya berkiprah di DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mewakili daerah pemilihan Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon ( Banten 2 ) untuk periode 2014-2019.
Keterlibatannya di dunia politik tak berarti menyurutkan prestasinya sebagai akademisi di kampus. Memenangkan berbagai grant penelitian di tingkat nasional, menulis di jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri serta merepresentasikan Indonesia di penelitian-penelitian internasional. Menulis opini di koran nasional adalah hal biasa yang dilakukannya. Tak mengherankan jika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkannya sebagai Peneliti Muda Terbaik Indonesia dalam bidang Ekonomi dan Managemen tahun 2003.
Tak Melupakan Tanah Kelahiran Di Banten Bang Zul sangat dikenal. Tak heran beliau pernah menjadi Calon Gubernur Banten tahun 2006 berpasangan dengan artis Marissa Haque. Sayang pasangan ini kalah tipis dari pasangan Ratu Atut – Masduki saat itu. Untuk memberdayakan masyarakat, Bang Zul di Banten berhasil mengembangkan Lembaga Keuangan Syariah Ibu Mandiri untuk membantu permodalan UKM di Dapilnya. Tidak hanya itu, Bang Zul juga mendirikan Sekolah Favorit Sinar Cendekia (SD, SMP dan SMA) di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Tahun 2017 Pesta Demokrasi Pemilihan Gubernur Banten akan dihelat. Bang Zul di Pemilihan Internal PKS kembali menang dan diunggulkan untuk maju sebagai Calon Gubernur Banten untuk berhadapan dengan petahana Rano Karno.
Walaupun menjadi tokoh di Banten dan juga menjadi tokoh nasional, tak mengurangi perhatian Bang Zul pada tanah kelahirannya, Sumbawa. Bersahabat baik dengan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi (biasa disapa TGB) sekarang memungkinkan Bang Zul mendiskusikan banyak hal tentang kemajuan NTB. ‘’Mimpi TGB untuk menuntaskan pembangunan kilang strategis di Lombok Utara serta mengembangkan kawasan Samota di Pulau Sumbawa adalah ide-ide gemilang TGB yang saya dukung penuh,’’ ujar Dr. Zul. Dr. Zul adalah panggilan akrab Bang Zul di tanah kelahirannya.
Di Sumbawa, Dr.Zul dikenal sebagai penggagas banyak lembaga pendidikan. Ada TK dan SDIT Samawa Cendekia yang akan terus dikembangkan menjadi SMPIT dan SMAIT. Ada juga SMK Al Kahfi, SMK berbasis pesantren yang berada di kaki pegunungan di Olat Maras. Untuk pendidikan tinggi Dr.Zul menggagas lahirnya Univeristas Teknologi Sumbawa (UTS), Institut Ilmu Sosial Seni dan Budaya (IISBUD), dan Akademi Komunitas Olat Maras untuk pendidikan D1 dan D2. Di sekitar kompleks pendidikan di pegunungan Olat Maras Dr.Zul juga mengembangkan Science and Techno Park untuk Bioteknologi serta hadir juga Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM).
Di Sumbawa Dr.Zul juga menggairahkan kegiatan sosial kemasyarakatan. Arena Pacuan Kuda dibangun baru di dekat lokasi pariwisata di Desa Penyaring. Di arena ini, dibuat event besar pacuan kuda setiap tahun yang diikuti kuda-kuda pacu dari berbagai provinsi di Indonesia. Di setiap event biasanya diisi oleh banyak kemeriahan seperti lomba seni tradisional tari dan nyanyian. Agar para joki tak ketinggalan dalam belajar, sekolah untuk joki cilik juga ditempatkan di lokasi pacuan kuda bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UTS.
Mimpi tentang Sumbawa Industrial Complex
Walaupun NTB bukan dapilnya, kiprah Dr.Zul di NTB bukanlah semata karena romantika kedaerahan semata. Ada ide besar tentang harus hadirnya kawasan industri terintegrasi yang nantinya bisa jadi model untuk pengembangan teknologi nasional di Indonesia. ‘’Sebuah kawasan yang menyediakan lingkungan yang nyaman bagi lahirnya perusahaan dan industri kelas dunia di Sumbawa,’’ ujarnya penuh semangat. Dr.Zul adalah pakar industri dan teknologi dan sangat yakin bahwa ketertinggalan Indonesia harus digesa dengan peningkatan produktivitas dan kemajuan teknologi. ‘’Hadirnya industri dan teknologilah yang mampu mengatasi persoalan dasar pembangunan di NTB seperti kemiskinan, pengangguran, standar hidup yang rendah serta ketimpangan sosial,’’ katanya. Dengan kata lain apa yang sedang dilakukan Dr.Zul sekarang di Sumbawa adalah ekspresi pemahamannya tentang bagaimana sebaiknya industri dan teknologi itu dibangun dan berkontribusi bagi pengembangan dan peningkatan kemampuan masyarakat. Sebuah mimpi besar dan agak ‘’gila’’. Karena idenya yang menarik dan sedikit ‘’nekat’’ ini menjadi pesona sendiri bagi banyak tokoh nasional untuk menengok sejenak ke Sumbawa tentang apa yang sedang dilakukan Dr.Zul dengan Industrial complex nya di Olat Maras, Sumbawa.
Industrial Complex sendiri adalah sebuah kawasan yang di dalamnya penuh dengan interaksi hangat antara dunia usaha, institusi pendidikan dan pemerintah. Sumbawa Industrial Complex adalah perjalanan panjang, berliku dan melelahkan. Butuh daya tahan dan kesabaran luar biasa untuk mewujudkannya jadi nyata. Tapi bukankah semua perjalanan panjang memang harus di mulai dengan langkah pertama?
Langkah awal yang dilakukan Dr Zul adalah mendirikan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Ide dasarnya sederhana. ‘’NTB dan Indonesia kalau mau maju butuh insinyur lebih banyak. Ahli-ahli sosial dan ahli agama di NTB sudah banyak, yang kurang adalah insinyur,’’ cetusnya. NTB tak cukup menghasilkan sarjana dan ahli yang hanya bisa mengolah kata, pandai berdebat dan penuh kritik. NTB butuh ahli dan sarjana yang mampu mengolah sumber daya alam jadi punya nilai tambah.
‘’Untuk itulah UTS hadir untuk menghasilkan lebih banyak insinyur. Para Insinyur inilah yang diharapkan menjadi backbone yang dididik dan dibina untuk menjadi entrepreneur handal di masa depan,’’ harapnya. Memang, di NTB ada Newmont tapi sebagian besar insinyurnya masih dari luar. Agar Newmont bisa diisi lebih banyak tenaga lokal maka stop mengeluh tapi segera didik SDM kita dengan skill dan kemampuan yang sesuai dan dibutuhkan oleh Newmont.
‘’UTS kini mendidik anak-anak kita di bidang Metalurgi, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian, Bioteknologi, Akuntansi, Ekonomi, Manajemen, Psikologi dan Ilmu Komunikasi.’’ Dr.Zul berharap, mudah-mudahan dengan banyaknya pilihan program studi, anak-anak kita punya banyak pilihan sehingga tak harus lagi ke luar daerah untuk melanjutkan studinya.
Kenapa ini penting? Karena Indeks Pengembangan Manusia (IPM) atau Human Development Index NTB itu rendah salah satunya karena lulusan SMA nya banyak yang melanjutkan pendidikan tingginya di Bandung, Bogor, Jakarta, Yogya dan Malang. Agar IPM NTB membaik maka institusi pendidikan tinggi di NTB harus juga mampu menarik bakat terbaik Indonesia untuk belajar dan tinggal di NTB. ‘’Alhamdulillah mahasiswa-mahasiswi UTS kini berasal dari hampir semua provinsi di Indonesia.’’ Lalu agar bagus, pengajar UTS dari mana? Dengan jaringan dan pertemanan yang terbangun lama, Dr.Zul mampu mengajak dan menghadirkan banyak ilmuwan muda hadir dan mengembangkan expertisenya di UTS dan tinggal di Sumbawa.
Mengembangkan universitas teknologi butuh biaya yang tidak murah. Alat-alat laboratoriumnya (lab) agar bisa bersaing nilainya sangat besar. Untuk mensiasatinya Dr.Zul menghadirkan Science and Techno Park (STP) di UTS yang diharapkan mampu menghadirkan lab dan perlengkapan-perlengkapan mahal yang dibutuhkan untuk mengasah kemampuan para mahasiswanya. Di STP diharapkan para mahasiswa dilatih di-workshop yang ada dan juga diajar berbisnis di pusat inkubasi sehingga ide-ide yang dihasilkan di kampus bisa jadi bisnis. Diharapkan dengan hadirnya STP bibit-bibit perusahaan dan industri akan banyak lahir dari sini. Dengan hadirnya lab dan industri yang canggih maka ke depan akan mengundang lebih banyak lagi peneliti dan dosen terbaik ke Sumbawa. Kalau ini terjadi kesinambungan kampus dengan kualitas tinggi bisa terus dijaga kesinambungannya. ‘’Alhamdulillah dua perusahaan berskala nasional El Nusa sudah bersedia untuk meramaikan STP UTS dengan merencanakan pembangunan pembangkit listrik biomassa dan juga Perusahaan joint venture Prancis Aqua Energy yang akan membangun Pembangkit Listrik Solar cell di STP UTS,’’ katanya.
Perusahaan di bidang permesinan juga sudah hadir. Demikian juga perusahaan-perusahaan lain berbasis Bioteknologi seperti PT Rumah Kaca untuk pembibitan dan pelestarian tanaman asli yang akan jadi cikal bakal botanical garden di Sumbawa, PT Biologi molekuler dan lain-lain telah hadir dan bermunculan di STP UTS. Sedangkan untuk UKM-UKM berbasiskan sumber daya alam lokal akan diakomodir dan dibina di Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) di sekitar UTS dan STP juga.
Tentu teknologi tak harus kering dari keindahan. Kehadiran Institut Ilmu sosial dan Ilmu Budaya (IISBUD) di Sumbawa Industrial Complex tentu memberikan nuansa yang agak berbeda. Ada Fakultas Hukum yang bisa memberikan gambaran tentang copy right, ada Prodi Sosiologi yang memberikan gambaran tentang dinamika masyarakat, ada seni musik, seni tari, sastra dan lain-lain. ‘’Teknologi memang harus menyatu dengan seni dan budaya sehingga jadilah lokasi Sumbawa Industrial Complex ini sebagai sebuah lokasi yang manusiawi, nyaman dan menyenangkan.’’ Persis seperti nama lokasi kompleks ini berada sekarang. Olat Maras yang artinya bukit kebahagiaan. Olat Maras diharapkan jadi semacam taman pembelajaran yang menenangkan. Kemajuan dan ide tentang teknologi menemukan interseksi yang pas dan selaras dengan beragam ilmu lain seperti bisnis, akuntansi, hukum, juga berinteraksi dengan puisi dan tarian. Mereka yang terlibat di dalamnya adalah ilmuwan-ilmuwan yang diharapkan tumbuh utuh sebagai manusia dan bermanfaat bagi semesta alam.
Untuk ilmu dan hal-hal lain yang bersifat praktis di Sumbawa Industrial Complex ini ada juga SMK berbasis pesantren yang mendidik anak-anak yang siap bekerja praktis. Ada juga akademi komunitas yang mempelajari alat berat dll. Sebuah mimpi besar dan kerja besar. Satu saat insya Allah ini akan jadi nyata dan kita banggakan.
Kalau Sumbawa Industrial Complex ini bisa terwujud maka tentu bisa dijadikan model dan rujukan untuk mengembangkan industrial complex serupa di banyak provinsi lain di Indonesia. Terutama untuk Indonesia bagian Timur. Kalau di Sumbawa bisa, mestinya di tempat lain juga bisa. ‘’Dengan kata lain, apa yang sedang saya lakukan saat ini di Sumbawa bukan hanya untuk Sumbawa dan NTB. Tapi semata karena ekspresi dan rasa cintanya pada Indonesia,’’ katanya.
Program Go East Young Man
Kemajuan dan keberadaban mensyaratkan hadirnya keragaman. Ide-ide yang brilian tidak hadir dalam kevakuman. Ia muncul dari interaksi yang terus menerus membentuk lingkaran kemajuan. Dr.Zul melihat masih banyak masyarakat NTB yang inward looking dan belum memahami indahnya keragaman yang berserak di Nusantara ini. Begitu juga anak-anak Indonesia di provinsi lain banyak juga yang belum pernah melihat NTB apalagi melihat Sumbawa. Untuk itulah Dr.Zul menginisiasi program beasiswa Go East Young Man ! Beasiswa yang ditujukan bagi calon mahasiswa-mahasiswa terbaik seluruh Indonesia yang mau bersekolah di Sumbawa. Dr.Zul ingin agar di Sumbawa ada ‘’Indonesia Mini’’, ada replika tentang Indonesia. ‘’Responsnya ternyata luar biasa datang dari seluruh penjuru Indonesia dari Aceh sampai Papua,’’ katanya bangga.
Dengan hadirnya mahasiswa-mahasiswa yang datang dari beragam asal usul dan budaya, ada pembelajaran dan pemaknaan kembali tentang kebhinekaan dan indahnya menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Bangga menjadi Indonesia. Anak-anak Sumbawa kini bisa belajar dari saudaranya yang berasal dari Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, dari Pulau Jawa dan daerah lainnya. Anak-anak Indonesia yang berasal dari provinsi-provinsi lain belajar juga tentang budaya Sumbawa dan mengirimkan berbagai panorama dan keindahan Sumbawa, Lombok ke daerahnya masing-masing.
Dengan era media sosial seperti sekarang, informasi dapat begitu cepat disampaikan. Mereka secara tidak langsung telah menjadi duta wisata yang sempurna untuk NTB dan Indonesia. Pesan mereka cukup jelas ke Jakarta dan juga ke daerah mereka masing-masing bahwa Indonesia itu besar. Indonesia itu indah dan menakjubkan. ‘’Dan Indonesia itu sangat mungkin dibangun dan ditegakkan dari daerah ! Tempat kami kuliah boleh di kaki bukit kecil dan sederhana di Sumbawa tapi mimpi dan cita-cita kami sangat besar.’’
Dampak eksperimen dan keasyikan Dr. Zul sudah mulai terasa. UTS memang masih belia, tapi mahasiswa-mahasiswanya telah berhasil menorehkan banyak prestasi bukan hanya di tingkat nasional bahkan di level Internasional. Menangnya Tim Mahasiswa Bioteknologi UTS di Kompetisi Bioteknologi Dunia di MIT di Amerika jadi bukti nyata akan hal itu. Membangun NTB dan juga membangun Indonesia adalah sebuah perjalanan panjang. Dr.Zul sudah memulainya dengan langkah pertama dari Sumbawa. (rak)
Sumber : SuaraNTB dan Media Online Lainnya